tiada kata terindah yang dapatku curahkan,,
yang biasa ku persembahkan kepadamu,,
kau mematahkan huruf demi huruf yangku untai,,
hingga tak pantas lagi di dengar jiwa,,
aku mencoba tuk menatanya kembali,,
tapi kelakuanmu membuat jari jriku rapuh,
tak sanggup lagi menguntai serpihan itu,,
menjadi seperti yang dulu,,
hatiku tergores pedih karenamu,,
tak ingin ku rasakan itu lagi,,
biarlah itu menjadi cerita tentangku,,
terkubur dalam di dasar kenanganku,,
jangan pernah lagi kau tuk mencoba,,
menggali perasa'an yang terkubur mati,,
aku tak mau yang dulu terungkit kembali,,
karena itu sungguh menyakitkan diri,,
bahri s
yang biasa ku persembahkan kepadamu,,
kau mematahkan huruf demi huruf yangku untai,,
hingga tak pantas lagi di dengar jiwa,,
aku mencoba tuk menatanya kembali,,
tapi kelakuanmu membuat jari jriku rapuh,
tak sanggup lagi menguntai serpihan itu,,
menjadi seperti yang dulu,,
hatiku tergores pedih karenamu,,
tak ingin ku rasakan itu lagi,,
biarlah itu menjadi cerita tentangku,,
terkubur dalam di dasar kenanganku,,
jangan pernah lagi kau tuk mencoba,,
menggali perasa'an yang terkubur mati,,
aku tak mau yang dulu terungkit kembali,,
karena itu sungguh menyakitkan diri,,
bahri s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar